MELALAIKAN dan MELECEHKAN AYAT-AYAT ALQUR’AN

KTQS # 1308

MELALAIKAN dan MELECEHKAN AYAT-AYAT ALQUR’AN

“Dan Kami mengumpulkan mereka pada hari kiamat dalam keadaan buta. Dia berkata, ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan kami dalam keadaan buta, padahal aku dulu (di dunia) dapat melihat, Allah berfirman, ‘Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.” (QS. Thoha: 124-126)

Melalaikan ayat-ayat-Nya, kemudian ikut serta mencampakkan-Nya, maka kita sesungguhnya telah menabuh genderang perang terhadap Rabb semesta alam.

Dan berapa banyak manusia, yang di dunia mengaku beriman padahal dalam sifat dan perbuatannya tidak, apalagi ikut melecehkan atau malah membela, kelak akan bangkit dalam keadaan buta.

Maka, dihinakan manusia di dunia karena keteguhannya menjaga ayat-ayat-Nya itu tak mengapa dan tak lama. Daripada nantinya dihinakan oleh Rabb bersifat lama dan abadi.

Orang-orang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka.

Katakanlah kepada mereka:
“Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan RasulNya)”. Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti.

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya, kamu selalu berolok-olok?”.

Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema’afkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengadzab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (At Taubah: 64-66)

Ayat ini menjelaskan sikap orang-orang munafik terhadap Allah, RasulNya dan kaum mukminin. Kebencian yang selama ini mereka pendam, terlahir dalam bentuk ejekan dan olok-olokan terhadap Allah dan RasulNya.

Demikian al-Qur’an menjelaskannya kepada kita.

Salam !

Keutamaan Puasa Asyura

KTQS # 1302

Keutamaan Puasa Asyura

a. Dibolehkan utk berpuasa Asyura di 10 Muharam saja.

Dari Abu Qatadah ra bahwa Nabi Muhammad saw bersabda, “Puasa hari ‘Asyura aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa tahun lalu”. (HR. Tirmidzi)

b. Bagi yang ingin berpuasa Asyura boleh berpuasa sehari sebelumnya, boleh juga tidak berpuasa.

– Ibnu Abbas ra berkata : Ketika Rasulullah saw berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa, mereka (para shahabat) menyampaikan, “Ya Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani”. Maka Rasulullah saw pun mengatakan:

“Jika tahun depan insya Allah (kita bertemu kembali dengan bulan Muharram), kita akan berpuasa juga pada hari kesembilan (tanggal sembilan).“

Akan tetapi belum tiba Muharram tahun depan hingga Rasulullah saw wafat di tahun tersebut (HR. Muslim)

– Ibnu Abbas ra beliau berkata,

“Berpuasalah pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram, berbedalah dengan orang Yahudi”. (Diriwayatkan dengan sanad yang shohih oleh Baihaqi di As Sunan Al Kubro (8665) dan Ath Thobari di Tahdzib Al Aatsaar(1110))

c. Hadits yg mengatakan shaum “sehari setelahnya” yaitu 11 Muharam tidak bisa dipakai karena derajat haditsnya lemah/dhoif.

Salam !

KEUTAMAAN BERPUASA PADA HARI ‘ASYURA dan TASU’A BERDASARKAN AL-QUR’AN dan AS-SUNNAH

KTQS # 1300

KEUTAMAAN BERPUASA PADA HARI ‘ASYURA DAN TASU’A BERDASARKAN AL-QUR’AN & AS-SUNNAH

Di dalam kitab beliau Riyadhus Shalihin, Al-Imam An-Nawawi –rahimahullah- membawakan tiga buah hadits yang berkenaan dengan puasa sunnah pada bulan Muharram, yaitu puasa hari ‘Asyura (10 Muharram) dan Tasu’a (9 Muharram).

Hadits yang Pertama, Dari Ibnu Abbas ra, ”Bahwa Rasulullah saw berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya”. (Muttafaqun ‘Alaihi).

Hadits yang Kedua, Dari Abu Qatadah ra, bahwa Rasulullah saw ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim)

Hadits yang Ketiga, Dari Ibnu Abbas ra beliau berkata : ” Rasulullah saw bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan”. (HR. Muslim)

TAKHRIJ HADITS

• Hadits yang pertama telah dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dalam Ash-Shaum no hadits 2003, Al-Imam Muslim di dalam Ash-Shiyam no hadits 128, serta Abu Dawud dalam Ash-Shaum no hadits 2444.

• Hadits yang kedua telah dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim di dalam Ash-Shiyam no hadits 197, serta Abu Dawud dalam Ash-Shaum no hadits 2425, At-Tirmidzi dalam Ash-Shaum no hadits 767, serta Imam Ahmad dalam musnadnya (4/25)

• Hadits yang ketiga dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim di dalam Ash-Shiyam hadits no 34, Ahmad dalam musnadnya (1/225) dan Ibnu Majah di dalam Ash-Shiyam (1736)
(Lihat takhrij Syarh Riyadhis Shalihin).

FAEDAH HADITS

Hadits-hadits di atas menjelaskan kepada kita tentang disyariatkannya berpuasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram) dan hari Tasu’a ( 9 Muharram).

Boleh dilakukan hanya tgl 10 Muharam saja (1 hari) atau sebelumnya shaum terlebih dahulu tgl 9 Muharam (2 hari), namun tidak bisa hanya shaum 9 Muharam saja tanpa di ikuti shaum 10 Muharam.

Salam !

DOA AKHIR AWAL TAHUN ??!

KTQS # 1299

DOA AKHIR AWAL TAHUN ??!


Syaikh At Tuwaijiriy, “Kita tahu bahwa doa adalah ibadah. Pengkhususan suatu ibadah itu harus tawqifiyah (harus dengan dalil). Doa awal dan akhir tahun sendiri tidak ada tuntunan dari Nabi shalallahu alayhi wasalam , tidak pula pernah dicontohkan oleh para sahabat”. ( (Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 399)

> Asalnya doa ini darimana?

Do’a akhir dan awal tahun Islam ini jelas bukan dari Nabi shalallahu alayhi wasalam , bukan dari para khalifah yg empat, dan juga bukan dari para sahabat, lalu dari mana?

Entahlah darimana, yg jelas do’a tsb bukan bersumber dari Nabi shalallahu alayhi wasalam .

> Jadi dilarang berdoa?
Bukan berdoa yg dilarang, karena berdoa itu sendiri adalah anjuran dan doa merupakah ibadah yg agung, akan tetapi bila mengkhususkan waktu atau cara-cara tertentu, lalu ditambah lagi dgn faidah-faidah yang bukan firman Allah subhanahu wa ta’ala  dan bukan juga sabda Rasulullah shalallahu alayhi wasalam  maka ini tdk sesuai dgn agama Islam yg sesungguhnya.

> KESALAHAN FATAL

Yang lebih fatal adalah doa itu ditambah dgn embel-embel berbagai faidah, contoh:

“Barangsiapa yg membaca doa awal tahun ini, insya Allah dirinya akan terpelihara daripada gangguan dan godaan syaitan di sepanjang tahun tsb”.

“Syaitan akan putus asa dan mengatakan, “Kesusahan bagiku dan sia-sia lah pekerjaanku menggoda anak Adam pada setahun ini dan Allah binasakan aku satu saat jua. Dengan sebab membaca doa ini, Allah ampunkan dosanya setahun.”

Syetan pun akan putus asa juga seraya berkata, “Telah amanlah anak Adam ini daripada godaan pada tahun ini karena Allah telah mewakilkan dua Malaikat memeliharanya daripada fitnah Syaitan.”

Ini jelas sebuah kesalahan fatal, sesat dan menyesatkan, karena siapa yg menjamin faidah itu? Padahal di Al-Qur’an atau Rasulullah shalallahu alayhi wasalam  tidak pernah berkata demikian!

Dan tidak ada ucapan selamat apapun di saat tahun baru Hijriyah ini.

Biarkanlah berlalu satu muharam ini seperi biasa. Mari kita amalkan sunnah-sunnah dan tinggalkan ajaran-ajaran yg tidak pernah diajarkan Rasulullah shalallahu alayhi wasalam .

Salam !

OLEH-OLEH HAJI : ZAM ZAM

KTQS # 1298

OLEH-OLEH HAJI : ZAM ZAM

Kisah  yang beredar selama ini mengatakan jika air Zam-zam memancar dari kaki mungil Ismail yang menggesek-gesekannya ke tanah. Kemudian muncul lah mata air zam-zam tersebut, setelah berlari hingga tujuh kali mengintari bukit Safa dan Marwah. Namun apakah air ini memancar begitu saja, atau ada yang menggalinya?

Ternyata air zam-zam tidak memancar begitu saja, namun terlebih dahulu digali. Bahkan Siti Hajar melihat sendiri siapa yang menggali mata air yang mampu menenggelamkan bumi tersebut. Lantas siapa sebenarnya yang menggali sumur zam-zam?

Berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW, sumur zam-zam digali oleh seorang Malaikat Allah. Malaikat tersebut menggali Zam-zam dengan tumit (sayapnya) hingga terpancarlah air zam-zam dari tempat itu.

“Ini adalah kejadian yang mendasari tradisi jemaah haji berjalan antara Safa dan Marwah. Ketika Siti Hajar mencapai bukit Marwa (untuk terakhir kali), ia mendengan sebuah suara, kemudian ia diam dan mendengarkan dengan penuh perhatian. Ia mendengar suatu itu terus-menerus dan berkata, “Wahai (siapapun engkau)! Engkau telah membuatku mendengarkan suaramu; apakah kamu memiliki sesuatu yang dapat membantuku?” Dan ajaib! Ia melihat satu malaikat di lokasi Zam-Zam, sedang menggali tanah dengan tumitnya (atau sayapnya), hingga airnya memancar dari tempat itu. Ia lalu membentuk tangannya seperti mangkuk, dan mulai mengisi tempat air minumnya yang terbuat dari kulit dengan air menggunakan tangannya, dan air itu lalu mengalir keluar setelah dia menciduk sebagian di antaranya.” (Hadist Sahih Bukhari: Volume 044, Kitab 055, Hadits 583)

Air yang keluar ini sangat banyak, sehingga Siti Hajar mencoba membendungnya. Ia kemudian berkata “”Zam, Zam, Zam” yang berarti ‘Stop, stop, stop’.

“Jika ia (Siti Hajar) telah meninggalkan air itu, (mengalir secara alami tanpa campur tangannya), maka air itu akan mengalir di atas permukaan bumi.” (Sahih Bukhari: Volume 044, Buku 055, Hadits 583)

Salam !

TIDAK PANTAS

KTQS # 1297

TIDAK PANTAS

Tidak pantas non muslim menguasai rakyat yang mayoritas muslim.

Kenapa demikian?
Karena memang Allah melarangnya.

Islam itu tinggi, artinya di atas, bukan di bawah, bukan berada dalam kekuasaan non muslim.

Jadi bagi yang masih mengatakan pemimpin non muslim itu lebih baik, berpikirlah dengan nalar yang baik dan banyak mengkaji ayat-ayat Al Qur’an.

Lihatlah bagaimana Allah menyebut non muslim dalam ayat berikut ini,

‎إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk”. (QS. Al Bayyinah: 6)

Ini firman Allah lho yang tidak mungkin keliru. Kecuali kalau tidak percaya wahyu.

Loyalitas seorang muslim haruslah kepada sesama muslim bukan kepada yang berlawanan agama dengannya.

Allah Ta’ala berfirman,

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاء بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاء بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”. (QS. Al Maidah: 51)

Dalam ayat lain disebutkan, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia”. (QS. Al Mumtahanah: 1)

Cobalah renungkan sejenak, bagaimana nasibnya nanti jika akhirnya pemimpin non muslim yang maju sebagai penguasa atau pewaris kekuasaan, seperti halnya dulu dan akibatnya kini menjadi penguasa.

Ridhakah kita ?

Salam !

IKHTIAR MEMILIH PEMIMPIN

KTQS # 1296

IKHTIAR MEMILIH PEMIMPIN

Kini jagat politik kembali ramai seolah-olah pilpres kembali terulang dalam pilkada DKI, riuh politik semakin kentara saat partai islam atau berbasis islam mengusung calonnya masing-masing. Mereka tidak bersatu malah bercerai. Sayang memang tapi itulah ikhtiar, harus kita hargai dan husnudzhon.

Masalah siapa yg bakal diusung atau dipilih oleh partai-partai Islam atau berbasis massa islam adalah masuk dalam ranah ijtihadi.

Yang berlaku di sini adalah al-hukmu bi az-zhawahir (Maknanya) Selama dia menampakkan keislaman, komitmen, atau mafsadat (kemudharatan) yg ada padanya jauh lebih ringan, maka layak didukung. Perkara apa yg akan dilakukan setelah itu, maka ia urusan ghaib, yg hanya diketahui oleh Allah SWT.

Ini adalah sebuah ikhtiar memilih pemimpin yg baik. Bisa benar bisa pula keliru.

Jadi kalau ada muslim masih saja meratapi, mengutuki, serta menyalah-nyalahkan saudaranya dgn apa yg belum dikakukannya, maka harus ditanyakan kembali keimanannya terhadap qadha dan qadar Allah, karena itu semuanya tidak lepas dari takdir dan kehendak-Nya.

Pemimpin (daerah) yg baik & berprestasi hasil dari ijtihad partai-partai Islam banyak jumlahnya, namun sunyi dari pujian saudara-saudara kita yg ahli meratap. Sementara yg buruk itu sangat sedikit, namun karena diprovokasi media, mereka juga ikut latah.

Banyak media yg bukan milik kita, karenanya pilih-pilih lah media yg jujur dan tidak menjelek-jelek kan islam dan kaum muslimin.

Padahal orang mukmin itu ibarat satu tubuh. Saling melindungi dan menyangga. Saling menutupi dan membela. Serta saling mengevaluasi dan menasehati.

Bukan saling mengutuki dan membuka aib; apalagi ikut-ikutan berteriak dalam satu barisan dgn musuh Islam untuk tujuan melemahkan: “Lihat sana, oknum fulan atau fulanah yg korup itu, dulu didukung oleh partai-partai Islam!”. Hmm…

Bagi yg masih ragu terhadap sesama muslim, mari kembali kepada Allah.

#Sebuah renungan dalam perjalanan pulang dari Jakarta

HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN SHALAT SUNNAH KAFFARAH

KTQS # 1295

HADITS PALSU TENTANG KEUTAMAAN SHALAT SUNNAH KAFFARAH

Benarkah Sholat Sunnah Kaffarat dapat menebus dan menggantikan sholat-sholat yg pernah dilalaikan atau ditinggalkan oleh seseorang muslim dgn sengaja hingga seribu tahun yg lalu?

Diantara kaum muslimin ada yg mempercayainya, lalu bersegera dan bersemangat mengamalkannya.

HADITS-HADITSNYA :

1. Riwayat Ali bin Abi Thalib dari Rasulullah Saw, “Barangsiapa selama hidupnya pernah meninggalkan sholat tetapi tak dapat menghitung jumlahnya, maka sholatlah..sebanyak 4 rakaat dgn 1x tasyahud / 1x salam tiap rakaat membaca 1 kali Al-Fatihah lalu surat Al-Qadar 15 X dan surat Al-Kautsar 15 X”.

2. Sayidina Abu Bakar ra berkata: “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Shalat tsb sebagai kafarah (pengganti/penebus) shalat 1000 (seribu ) tahun“.

3. “Setelah shalat sehabis salam, membaca shalawat Nabi sebanyak 100 kali lalu berdoa 3 tiga kali, setelah membaca Basmalah, Hamdalah, istighfar, Syahadat dan Shalawat”.

DERAJAT HADITS :

MAUDHU’ (PALSU) dan TIDAK ADA ASAL-USULNYA (tidak punya sumber yang jelas, valid dan akurat), tidak ada di dalam kitab-kitab Hadits Shohih maupun kitab-kitab hadits Dho’if.

Riwayat tsb bertentangan dgn hadits shohih yg diriwayatkan oleh imam Muslim, bahwa Nabi Saw bersabda:

“Barangsiapa yg tertidur atau lupa dari mengerjakan sholat, maka hendaknya ia mengerjakan shalat tsb ketika ia ingat. Karena tidak ada kaffarat (pengganti shalat) baginya kecuali melakukan hal itu.” (HR. Muslim)

Ini menunjukkan disyariatkannya mengganti shalat-shalat yg terlewatkan dari waktunya karena 2 sebab saja, yaitu;
– LUPA atau
– TERTIDUR (tanpa sengaja) dari melaksanakan shalat pada waktunya.

Adapun jika seseorang meninggalkan shalat-shalat fardhu yg lima waktu dengan Sengaja, maka kewajibannya adalah ber-TAUBAT kepada Allah dengan Taubat Nasuha, untuk tidak mengulangi perbuatan lalainya lagi.

Salam !

TAHIYAT & SHALAWAT

KTQS # 1294

TAHIYAT & SHALAWAT

TANYA
Saya selama ini tiap solat bacaan tahiyatnya awal cm sampe wa ala ali muhammad, benar ga?

JAWAB
Sebutan “Tahiyat awal” dan “Tahiyat akhir” itu sebutan untuk “Cara Duduknya” bukan “Cara Bacaannya”.

Jadi, Bacaan Tahiyat Awal dan Tahiyat Akhir adalah sama, dibaca lengkap sampai habis: “Attahiyaatul mubaarakaatush… s/d innaka hamiidum majiid”

TANYA
Kalau mau syukuran saya suka shalawatan & bertawassul, shalawat kan banyak, shalawat ini dan itu (sambil menyebutkan nama shalawatnya), mhn pencerahan ust.

JAWAB
> Inilah shalawat yg diajarkan Rasulullah Saw, selain yg ini tidak ada. ” ‘Allaahumma shalli ‘alaa muhammad wa ‘alaa aali muhammad”

Lengkapnya, Basyir bin Sa’ad berkata: “Allah telah memerintahkan kepada kami untuk bershalawat kepada engkau. Bagaimana kami harus mengucapkannya jika kami bershalawat dalam shalat?” Rasulullah saw menjawab: “Katakanlah : ‘allaahumma shalli ‘alaa muhammadi wa ‘alaa aali muhammad, kamaa shalaita ‘alaa aali ibrahim, wabarik ‘alaa muhammadi wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarakta ‘aala aali ibrahiima fil ‘alamiin, innaka hamiidum majiid’”. (HR. Ahmad)

Inilah bacaan shalawat diluar shalat dan didalam shalat (duduk tahiyat).

> Tawassul adalah mengambil sarana/wasilah agar do’a atau ibadah dapat lebih diterima dan dikabulkan. Al-wasilah artinya segala hal yg dapat mendekatkan kepada sesuatu. Berdoalah langsung kepada Allah, tidak melalui perantara.

Bertawassul dgn cara menyebutkan nama atau kemuliaan orang shalih dan menjadikan orang yg sudah meninggal sebagai perantara dalam beribadah, berdoa kepada mereka, meminta hajat, atau memohon pertolongan kepada mereka, beribadah kepada Allah di sisi kubur orang shalih. Ini merupakan perantara menuju kesyirikan.

Salam !

ORANG BAIK DUDUKNYA DEKAT RASULULLAH SAW

KTQS # 1293

ORANG BAIK DUDUKNYA DEKAT RASULULLAH SAW

Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya, orang yang paling aku senangi dan paling dekat kepadaku tempat duduknya pada hari kiamat, adalah orang yang paling baik akhlaknya”. (HR. Bukhari)

Akhlak Baik Al-Hasan berkata: ”Berakhlak baik itu adalah bermuka cerah, ramah, dan tidak menyakiti orang lain”.

Abdullah Ibn Al-Mubarak berkata: ”Berakhlak baik itu terdapat dalam tiga hal, yaitu menjauhi yang haram, mencari yang halal, dan lapang dada terhadap keluarga”.

Sedangkan definisi ahlak mulia adalah mereka yg memiliki sifat berikut: Punya malu, Banyak berbuat baik, Jujur, Sedikit bicara banyak bekerja, Tidak sombong, Suka memberi, Berwibawa, Berwajah ceria dan ramah, Peduli lingkungan, Sabar, Bersyukur, Ikhlas, Lemah-lembut, Tepat janji, Tidak mencela, Tidak menyakiti, Tidak ghibah, Tidak tergesa-gesa, Hormat kepada yg usia tua, Sayang kepada yg usia muda, Senang dekat orang shaleh, Menjauh dari orang berperangai buruk, Tidak mendendam, Tidak dengki, Senang menggembirakan orang lain, Mengalah, Mudah memahami orang lain, Mendahulukan orang lain, Mencintai mesjid, Memuliakan yatim, Dekat dgn orang miskin, Mudah membantu, Cepat menolong, Rajin mencari ilmu Senang belajar Takut salah dan tersesat Suka bertanya Mencintai karena Allah, Membenci karena Allah, Ikhlas karena Allah, Marah karena Allah, dll

Salam !

————-

LAYANAN AQIQAH

Bingung Apa Yang Harus Dilakukan Saat Anak Lahir dan Bagaimana Persiapan Untuk Penyelenggaraan Aqiqah?

KAMI SOLUSINYA !!

Amal Usaha Daarul Arqom Melayani Kebutuhan Aqiqah Putra/Putri Tercinta, Berbagai Paket Istimewa Kami Siapkan Untuk Sahabat.

SERAHKAN KEPADA KAMI !!

Kami Berikan Juga Panduan Saat Anak Lahir Sesuai Sunnah, klik aja :